Muses

Sabtu, 07 Mei 2016

Pengolahan Limbah Cair Domestik



KATA PENGANTAR

Permasalahan limbah merupakan permasalahan yang mengikuti kegiatan masyarakat dan berdampak pada kehidupan masyarakat. Bahwa peningkatan limbah berbanding lurus dengan konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, permasalahan limbah tidak bisa diabaikan begitu saja. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pasti bergulat dengan limbah rumah tangga, mulai dari limbah dapur sampai limbah aktivitas anggota keluarga, mulai mencuci, mandi, buang air besar, buang air kecil, dan sebagainya. Hampir setiap gerak aktivitas masyarakt selalu menghasilkan limbah. 

Produksi limbah rumah tangga yang tidak pernah berhenti ini seringkali tidak kita sadari, sehingga kita membuangnya begitu saja tanpa memperhatikan dampaknya. Limbah padat kita kumpulkan di bak sampah untuk kemudian dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Sementara itu, limbah cairnya kita biarkan mengalir melalui selokan dan akhirnya meresap ke dalam tanah, dan mencemari tanah dan air dalam tanah. Dampak dari meresapnya air ke dalam tanah ini adalah terjadinya penurunan kualitas air dan timbullah masalah kekurangan air yang berkualitas, penyakit menular, dan lain-lain.

Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan terhadap limbah cari domestik ini di setiap tempat agar dapat mengurangi pencemaran yang berlebihan.











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                                                                                                                                                    i
DAFTAR ISI                                                                                                                                                                                                  ii

BAB I                                                                                                                                                                                                                         1
Pengolahan Limbah Cair Domestik                                                                                                                                        1
Biorotasi                                                                                                                                                                                                                      2
Biotour                                                                                                                                                                                                                                    2
Meralis                                                                                                                                                                                                                                    2
Merotek                                                                                                                                                                                                                                   2
IPA Mobile                                                                                                                                                                                                                  3
Biority                                                                                                                                                                                                                         3
Ecotech Garden                                                                                                                                                                                                          3



















Bab I
Pengolahan Limbah Cair Domestik

Limbah cair rumah tangga biasanya dihasilkan dari kegiatan mandi, cuci, kakus, memasak, maupun kegiatan-kegiatan rumah tangga lainnya. Limbah cair rumah tangga ini juga sering disebut dengan limbah domestik. Sebagai cirikhas dari limbah ini adalah mempunyai karakteristik kaya akan zat organik disamping adanya zat padat.
Debit limbah cair rumah tangga yang dihasilkan akan berbeda untuk masing-masing keluarga, namun demikian yang biasa digunakan sebagai dasar perencanaan proses pengolahan adalah jumlah anggota keluarga.
Limbah cair (Grey Water) merupakan limbah rumah tangga non kakus, yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi, dapur (mengandung sisa makanan), dan tempat cuci. Limbah cair ini biasanya menggenang sebelum mengalir, sehingga tempat di sekitarnya menjadi bau, kotor, sarang kuman, dan kumuh. Akan banyak lalat dan nyamuk yang bersarang di genangan air kotor yang lama-lama akan menjadikan tempat di sekitarnya berlumut, menghitam, dan bau. Bau tersebut disebabkan oleh adanya proses dekomposisi zat organik yang memerlukan oksigen terlarut, sehingga dapat menurunkan kandungan oksigen terlarut dalam air limbah, ditandai oleh warna air limbah kehitaman, berbusa, dan berbau busuk. 
Aliran Limbah Cair (doc. Pribadi, Modif)

Dari fakta tersebut bisa dilihat bahwa, ketika kita tidak memperdulikan dampak limbah rumah tangga, maka limbah cair tersebt menjadi produk yang sangat merugikan bagi kita, keluarga kita, dan lingkungan kita, yang pada akhirnya merugikan kehidupan kita bersama, karena limbah cair yang dibiarkan meresap ke dalam tanah tersebut akhirnya akan mencemari air tanah. Sebagaimana disebutkan oleh Agenda 21 (1997) dan World Bank (2003) bahwa air limbah domestik yang dapat berpengaruh negatif bagi kualitas badan air yang berakibat pada terkontaminasinya air. Sebagaimana diketahui, kontaminasi air akibat aktivitas domestik masih relatif tinggi, sekitar 70-80%. Oleh karena itu, saatnya untuk mengatasi permasalahan terkait sanitasi dan kesehatan lingkungan pemukiman seta kualitas air bersih. 

Menghadapi permasalahan terkait produksi limbah cair dan dampaknya, maka perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi hal krusial yang harus dimanfaatkan sebagai solusi di bidang pengolahan limbah cair rumah tangga. Hal ini bisa dilakukan melalui pelaksanaan kajian-kajian dan penelitian empiris yang mengkaji lebih jauh mengenai sistem pengolahan limbah cair yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk teknologi terapan. Teknologi pengolahan air limbah yang dipilih harus mampu meningkatkan kualitas air efluen secara kimiawi, fisik, dan bakterial. 

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman merilis beberapa teknologi pengolahan limbah cair antara lain: Biorotasi (berupa instalasi pengolahan air limbah), Biotour (instalasi daur ulang limbah), Meralis (instalasi pengolahan air limbah sistem kompak), Merotek (instalasi pengolahan air siap minum, IPA Mobile (instalasi pengolahan air dengan sistem yang portable), Biority, dan Ekotech Garden (EGA) atau taman sanitasi

Biorotasi

Biorotasi adalah instalasi pengolahan air limbah rumah tangga (non kakus) yang terdiri dari sistem biofilter dan taman sanita dengan re-sirkulasi yang dapat menghasilkan air olahan yang dapat digunakan kembali untuk kebutuhan umum gedung. Biofilter merupakan bagian dari sistem perlakuan (treatment) terhadap air secara biologis, dimana sistem yang lain menggunakan cara fisika dan kimiawi.

Biotour 
Biotour merupakan rangkaian unit pengolahan air limbah rumah tangga untuk menghasilkan air daur ulang dengan kualitas baik untuk kebutuhan rumah tangga. 

Meralis
Meralis adalah reaktor kompak dengan sistem lumpur aktif dan filtrasi membran ultrafiltrasi airlift. 

Merotek
Merotek adalah sistem yang mirip namun menggunakan membran RO tekanan rendah untuk air siap minum. 


IPA Mobile
IPA Mobile merupakan teknologi pengolahan air baku dengan sistem portable yang cocok untuk daerah rawan air atau rawan bencana. 

Biority
Biority merupakan kependekan dari Biologically Purity. Sistem ini terbukti memenuhi persyaratan Peraturan Menteri KLH No. 112 Tahun 2003 tentang standar kualitas air limbah rumah tangga. Biority® dapat diaplikasikan untuk perumahan, hotel, pusat perbelanjaaan, dan lain-lain, baik secara individual maupun komunal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman menemukan sistem tangki septik bermedia kontak yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mempercepat pembangunan perumahan karena mampu diproduksi secara masal. 



Biority (sumber: Balitbang PU)
Inti dari sistem tanki septik tersebut terletak pada media kontak technocell yang bermanfaat bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Mikroorganisme tersebut mempercepat penguraian tinja sehingga ruang lumpur menjadi tidak cepat penuh sehingga umur pakai tanki septik menjadi lebih panjang dan pengurasan yang lebih jarang. Sistem ini memiliki kemampuan untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan mereduksi COD, BOD, dan TSS sampai 75%. Keunggulan dari Biority, di antaranya: 
1.      Tanpa memerlukan resapan dan ramah lingkungan 
2.      Pemasangan mudah dan cepat 
3.      Hemat ruang 
4.      Material yang tahan korosi 
5.      Air buangan yang dapat langsung dialirkan ke drainase umum.
Ecotech Garden
Ecotech Garden (EGA) adalah salah satu teknologi alternatif pengolahan air selokan dengan menggunakan tanaman hias air. N & P cemar; BOD, COD, Detergent, Bakteri patogen, serta menghilangkan bau dan menjernihkan air. Beberapa jenis tanaman yang bisa ditanam di antaranya adalah Canna Aquatic, Typa sp, Thalia Dealbata, Cyperus Altemifolius, Pontederia Condata Arrouhead Sagita Japonica, Waterdop-Echinodorus Paleafolius.

Sumber: Balitbang PU 



Adapun, prinsip kerja EGA bisa dijelaskan sebagai berikut:

Gambar di atas bisa dijelaskan bahwa proses penyerapan unsur pencemar adalah: 
1.      BOD air limbah diturunkan melalui proses oksidasi dan reduksi (fermentasi aerobic) 
2.      Amonium (NH4N), dioksidasi oleh bakteri autotrop pada rizosphere menjadi nitrat dan kemudian nitrit, akhirnya pada kondisi anaerobik dirubah oleh bakteri fakultatif anaerobik pada tanah menjadi gas N2 
3.      Fosfat diikat oleh keloid Fe, Ca dan Al yang ada dalam tanah pada kondisi aerobik, oksidasi pada daerah rhizosphere juga dapat mengurangi keracunan tumbuhan akibat gas H2S dan juga mengurangi kadar Fe dan Mn dari limbah.
Dalam sistem kerja EGA ini, rizosphere (perakaran tanaman) mendapat penyaluran oksigen dari daun, sehingga populasi mikro organisme meningkat +/- 10-100 kali lebih banyak. Hal ini membantu penyerapan bahan cemar dari air limbah yang diolah.
Sementara itu, sistem kerja EGA dimulai dari pengaliran grey water ke EGA, dilakukan dengan cara memasang bendung di selokan, sehingga air dapat dibelokkan ke EGA. Sistem EGA tersebut dapat dibangun di halaman rumah, atau taman taman yang ada di kompleks perumahan atau di bagian atas suatu situ atau danau alami. EGA akan menyaring unsur unsur hara (pupuk) yang terkandung di dalam air, dan unsur bahan pencemar air lainnya. Unsur pupuk digunakan oleh tanaman untuk bertumbuh, sedangkan unsur pencemar, disaring oleh akar dan media penahan tanaman. Air yang keluar dari EGA (sudah disaring secara biologis), dapat dialirkan kembali ke selokan dibagian hilir bendung, atau dialirkan ke waduk, dan sumber sumber air lainnya. Karena bahan cemaran dalam air sudah berkurang, maka kualitas air yang dikembalikan ke selokan atau ke badan badan air lainnya, sudah lebih baik dari kualitas air sebelum melalui EGA. 

Sumber: Balitbang PU 
1.      Menambah estetika lingkungan permukiman yang nyaman.EGA berperan menjaga kelestarian sumber sumber air, seraya meningkatkan estetika lingkungan, dan bahkan memberikan tambahan pendapatan bagi pengelolanya. 
2.      Mengurangi pencemaran sungai, karena zat-zat pencemar seperti BOD, Total-N dan Total-P diserap oleh tanaman. 
3.      Dapat menurunkan bau, dengan indikator dari penurunan kadar Amonia sebesar 50 % (semula 10,50 mg/L turun di outlet EGA menjadi 5,3 mg/L) sedangkan kriteria limbah domestik berbau minimal 6 mg.
4.      Tidak memerlukan biaya operasional yang mahal karena pengaliran air kotor menggunakan gaya gravitasi, bukan dengan pompa atau pipa. 
5.      Dapat menambah pendapatan dari penjualan bibit bunga yang dihasilkan, yaitu ±Rp.219.000 per tahun,atau Rp.106.000,-per m2, walau harga cenderung menurun bila ada jenis tanaman hias baru. Ada baiknya dihitung dalam persen terhadap pendapatan kepala keluarga. 
6.      Air sisa olahan dapat digunakan kembali, salah satunya untuk mengairi kolam ikan. 
Ecotech Garden (sumber: Balitbabg PU)
Meskipun memiliki kelebihan, implementasi EGA perlu memperhatikan aliran masuk (inlet), karena teknologi bangunan peninggi air, menjadi tempat berkumpulnya sampah.Bagian ini harus dibuat agar aliran air mengalir secara terus menerus, sehingga tidak menjadi sarang nyamuk dan menghitam, serta menimbulkan bau. Hanya saja hal itu bisa diatasi, karena dengan adanya habitat tanaman air maka akan muncul ekosistem di sekitar taman air tersebut seperti ikan, katak, dan capung yang akan melahap nyamuk dan jentik-jentiknya.

Uraian di atas bisa didimpulkan bahwa pengolahan limbah cair dengan teknologi yang tepat yang didasarkan pada ilmu pengetahuan akan mampu mengubah lingkungan yang bau, kotor, sarang kuman, dan kumuh (Bakorsakumkum) menjadi lingkungan yang asri, sehat dan hijau (ASEHI).

0 comments:

Posting Komentar