Muses

Sabtu, 07 Mei 2016

Suksesi Cloquet Forest, Minnesota


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah suksesi yang berjudul “Cloquet Forest-Minnesota October, 1918”. Alam merupakan salah satu makhluk hidup yang sangat berperan untuk menjaga keseimbangan alam dan bumi. Namun, seiring perkembangannya waktu maka semakin besar pula dampak terjadinya fenomena alam di bumi ini sehingga dapat mengganggu proses keseimbangan alam tersebut. Salah satu contohnya telah terjadi berabagai macam fenomena alam di bumi kita, sehingga kita dapat melihat, membandingkan, dan menjaga proses dari perubahan alam tersebut. Lalu ada beberapa fenomena kehancuran alam yang sangat dahsyat yang pernah terjadi namun dapat kembali menjadi alamnya secara alami. Salah satu proses kegiatan alam tersebut disebut sebagai proses suksesi dari kegiatan alam. Makalah ini dibuat sebagai salah satu bentuk suksesi dari alam sehingga dapat menjadi penambah wawasan dalam pelaksanaan makalah ini. Makalah ini disusun sedemikian rupa, sehingga makalah ini dapat dipahami dengan baik akan ilmunya.
 Makalah ini juga dibuat untuk menyelesaikan salah satu tugas prasyarat pelaksanakan Ujian Tengah Semester. Makalah ini juga salah satu makalah bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah “Lingkungan dan Kependudukan” Ibu Dra.Astri Rinanti Nugroho,M.S.
Oleh karena itu penulis berterima kasih atas pelaksanaan makalah ini serta kritik dan sarannya dari dosen pembimbing.


Jakarta, 28 Maret 2016

Tita Khairani       
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                               1
DAFTAR ISI                                                                                                              2

BAB I
PENDAHULUAN                                                                                                     3
A.            Latar belakang                                                                                                            3
B.            Tujuan                                                                                                             4

BAB II
TEORI SUKSESI                                                                                                       5
A.            Suksesi primer                                                                                                 5
B.            Suksesi sekunder                                                                                             6

BAB III
STUDI KASUS                                                                                                          10

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN                                                                                 16
A.            Kesimpulan                                                                                                     16
B.            Saran                                                                                                               16


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

    Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana berbagai macam tumbuhan yang telah berusia puluhan atau ratusan tahun beserta keadaan makhluk hidup/ ekosistem sempurna yang berada ditempatnya dilanda api sehingga menimbulkan kerugian ekosistem serta terancamnya kelestarian lingkungan. Kebakaran hutan juga dapat menjadi salah satu faktor pencemaran udara dan lapisan ozon yang dampaknya juga sangat besar dalam merusak lingkungan. Kebakaran yang terjadi di alam liar, juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia dan pembakaran. Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar. Hutan yang seharusnya dijaga dan dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan aspek kelestarian kini telah mengalami degradasi danp deforestasi yang cukup mencenangkan bagi dunia Internasional,
    Namun, salah satu kebakaran yang dibahas pada makalah ini adalah kebakaran hutan yang penyebabnya dikarenakan kelalaian manusia. Kebakaran hutan Cloquet, Minnesota pada bulan Oktober 1918 disebabkan oleh percikan pada kereta api lokal ditambah dengan kondisi alam pada saat itu sedang mengalami musim kemarau. Bencana ini menyebabkan bagian barat Calton County, Moose Lake, Cloquet, dan sungai Kettle hancur dikarenakan kebakaran besar yang terjadi. Wilayah Cloquet adalah wilayah yang paling rusak oleh bencana ini. Bencana ini merupakan bencana alam terburuk dalam sejarah Minnesota. Total korban jiwa yang meninggal mencapai 453 nyawa hilang dan 52.000 orang terluka atau mengungsi, 38 komunitas hancur, 250.000 hektar lahan (1.000 km2) terbakar, dan kerugian sebesar $ 73.000.000 dalam kerusakan properti diderita.
      Lalu, akibat utama yang mempengaruhi kebakaran tersebut adalah banyaknya tumbuhan yang musnah akibat kebakaran tersebut. Lalu setelah 97 tahun berlalu, hutan yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun tersebut mulai tumbuh kembali menjadi salah satu lingkungan yang asri. Hal inilah yang disebut suksesi, yaitu proses pengembalian/perubahan alam yang telah rusak menjadi ke lingkungan yang asri kembali.


B. Tujuan

    Tujuan dalam pembahasan kebakaran ekosistem yang sempurna salah satu ini adalah membahas tentang perubahan yang terjadi pada ekosistem yang setelah diambil kerusakannya, kerusakan tersebut dapat terjadi secara berangsur-angsur maupun dalam jangka waktu yang lama.
Bencana kebakaran Cloquet Forest, Minnesota yang dikarenakan kelalaian manusia mengakibatkan banyaknya kehancuran yang terjadi pada ekosistem sempurna. Bencana kebaraan tersebut yang sudah terjadi pada bulan oktober 1918 telah mengalami perubahan menjadi alamnya kembali yang disebut suksesi. Tujuan dari pembahasan kebakaran ini adalah untuk megetahui proses suksesi di alam serta untuk mengetahui hal yang mempengaruhi suksesi pada alam tersebut. Suksesi tersebut terbagi atas dua macam, suksesi primer dan suksesi sekunder.
    Suksesi primer adalah perubahan ekosistem setelah mengalami kerusakan dan kembali menjadi ekosistem yang berbeda. Sementara suksesi sekunder adalah perubahan ekosistem setelah mengalami   






BAB II
TEORI SUKSESI

Suksesi adalah perubahan yang terjadi pada ekosistem setelah mengalami kerusakan total yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama. Dengan perkataan lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosisteem seimbang. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai perubahan dalam system secara keseluruhan.

Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan 2 macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1.  Suksesi primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk komunitas baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, minyak, dan segala sesuatu yang bisa ditambang).
Suksesi primer ini berawal dengan tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrient pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki kkomunitas yang baru terbentuk. Hal ini diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeoesitas).
Jadi suksesi primer adalah perubahan dari suatu ekosistem yang mengalami kerusakan menjadi ekosistem lain. Contohnya : kerusakan pada ekosistem sungai yang berubah menjadi ekosistem hutan.

2.  Suksesi Sekunder

Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan, tetapi hanya mengakibatkan rusaknya sebagian komunitas. Pada komunitas ini, substrat lama dan sebagian kehidupan lama masih ada. Suksesi ini dapat terjadi oleh gangguan alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa banjir, gelombang Tsunami, kebakaran hutan, dan angina kencang. Adapun gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa penebangan hutan dan pembukaan lahan dengan membakar hutan.

Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa factor berikut :

1.                   Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
2.                   Jenis-jenis tumbuhan yang terrdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3.                   Kehadiran pemencar benih (serangga, burung, hewan-hewan lainnya)
4.                   Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, spora,  dan benih serta curah hujan.
5.                   Jenis substrat baru yang terbentuk.
6.                   Sifat-sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Suksesi tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa aliran air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.

Selanjutnya, berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks, yaitu sebagai berikut :

1.                   Hidroser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2.                   Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau.
3.                   Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
Pembentukan komunitas klimaks ini sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya

Lalu pada mula perubahan kembali tumbuhnya suatu ekosistem sempurna tersebut diawali dengan lumut kerak yang disebut lichenes. Lichenes terbentuk dari alga dan jamur. Lichenes merupakan tumbuhan pionir yang dapat tumbuh di kondisi ekstrim sekalipun walaupun tanah tanpa humus/unsur hara. Sebenarnya lumut kerak ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling berinteraksi membentuk kehidupan simbiose yaitu simbiosis mutualisme. Komponen fungi disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion namun sering juga penyebutan Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, ganggangnya berupa ganggang bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenes Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, selain juga di pohon-pohonan secara komensalisme tetapi banyak yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra. Hidup Lichen tidak bergantung pada tinggi tempat hidupnya dari permukaan laut oleh karena itu Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada dataran tinggi Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu mengawali kehidupan dari kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya Lichenes sebagai tumbuhan pioneer / perintis memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organism lainnya. Maka dalam suksesi primer lingkungan Lichenes akan selalu berada didepan sebagai pioneer perombak lingkungan yang kritis menjadi lingkungan yang segar dengan Urutan suksesinya :
Lichenes – Lumut – Rumput – Perdu – Semak – Pohon
Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan Karena jika dia saja yang sudah menuntut sangat sederhana terhadap lingkungan sampai tidak hidup dilingkungan itu dipastikan lingkungan pasti tidak beres entah itu udaranya dll, artinya apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa lingkungan itu betul betul fatal .


Distribusi Sebaran Lichenes
Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan membentuk potongan lumut kerak ( soredium) , yang soredium itu akan terlepas dari induknya untuk segera mandiri hiidup . Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung. Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.
Pengembaian Suksesi
Kemudian Lichenes yang tumbuh akan mati dan membusuk dan membentuk unsur hara. Unsur hara menyebabkan alga dan jamur dapat tumbuh,kemudian terbentuklah spora yang terkandung pada alga dan jamur. Spora tersebut akan masak membentuk biji-bijian dan terlepas tebawa angin. Kemudaian spora tersebut akan jatuh ke dalam daerah ekosistem yang telah rusak dan membentuk tumbuhan baru berupa rerumputan. Kemudian rerumputan akan tumbuh menjadi perdu lalu membentuk semak. Semak akan berangsur angsur membentuk pohon dan tumbuhan lainnya dalam ekosistem tersebut.



 
BAB III
STUDI KASUS

Kebakaran Hutan Cloquet adalah suatu bencana api besar di bagian utara Minnesota pada Oktober, 1918. Disebabkan oleh kelalaian manusia yaitu percikan pada kereta api lokal ditambah dengan kondisi kering. Bencana ini menyebabkan bagian barat Carlton County hancur, Moose Lake, Cloquet, dan Sungai Kettle. Wilayah Cloquet adalah wilayah yang paling rusak oleh bencana ini. Bencana ini merupakan bencana alam terburuk dalam sejarah Minnesota. Total korban jiwa yang meninggal mencapai 453 nyawa hilang dan 52.000 orang terluka atau mengungsi, 38 komunitas hancur, 250.000 hektar lahan (1.000 km2) terbakar, dan kerugian sebesar $ 73.000.000 dalam kerusakan properti diderita. Lalu, akibat utama yang mempengaruhi kebakaran tersebut adalah banyaknya tumbuhan yang musnah akibat kebakaran tersebut. Lalu setelah 97 tahun berlalu, hutan yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun tersebut mulai tumbuh kembali menjadi salah satu lingkungan yang asri.

Pembahasan kali ini adalah bagaimana dapat terbentuknya kembali ekosistem tersebut melalui proses suksesi. Pada awala hutan colquet, minnesota terbakar hebat oeh kelalaian manusia ekosistem tersebut musnah dan hancur secara keseluruhan. Ekosistem tersebut menjadi gersang dan sulit untuk ditumbuhi oleh tumbuhan lainnya. Tidak ada hewanyang dapat tinggal di ekosistem yang telah musnah tersebut. Namun 97 tahun berlalu hingga kini, ekosistemtersebut dapat kembali membentuk ekosistemnya. Namun, bagaimana tahapan agar ekosistem tersebuta dapat kembali menjadi ekosistemnya atau ekosistem lainnya?



Lalu pada mula perubahan kembali tumbuhnya suatu ekosistem sempurna tersebut diawali dengan lumut kerak yang disebut lichenes. Lichenes terbentuk dari alga dan jamur. Lichenes merupakan tumbuhan pionir yang dapat tumbuh di kondisi ekstrim sekalipun walaupun tanah tanpa humus/unsur hara. Sebenarnya lumut kerak ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling berinteraksi membentuk kehidupan simbiose yaitu simbiosis mutualisme. Komponen fungi disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion namun sering juga penyebutan Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium, ganggangnya berupa ganggang bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenes Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, selain juga di pohon-pohonan secara komensalisme tetapi banyak yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra. Hidup Lichen tidak bergantung pada tinggi tempat hidupnya dari permukaan laut oleh karena itu Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada dataran tinggi Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu mengawali kehidupan dari kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya Lichenes sebagai tumbuhan pioneer / perintis memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organism lainnya.
Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran lingkungan Karena jika dia saja yang sudah menuntut sangat sederhana terhadap lingkungan sampai tidak hidup dilingkungan itu dipastikan lingkungan pasti tidak beres entah itu udaranya dll, artinya apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa lingkungan itu betul betul fatal .
Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan membentuk potongan lumut kerak ( soredium) , yang soredium itu akan terlepas dari induknya untuk segera mandiri hiidup . Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung. Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.
Kemudian Lichenes yang tumbuh akan mati dan membusuk dan membentuk unsur hara. Unsur hara menyebabkan alga dan jamur dapat tumbuh,kemudian terbentuklah spora yang terkandung pada alga dan jamur. Spora tersebut akan masak membentuk biji-bijian dan terlepas tebawa angin. Kemudaian spora tersebut akan jatuh ke dalam daerah ekosistem yang telah rusak dan membentuk tumbuhan baru berupa rerumputan. Kemudian rerumputan akan tumbuh menjadi perdu lalu membentuk semak. Semak akan berangsur angsur membentuk pohon dan tumbuhan lainnya dalam ekosistem tersebut.
Maka ekosistem pada hutan Cloquet, Minnesota ini dapat tumbuh kembali menjadi ekosistem sempurna seperti sebelumnya. Maka suksesi yang terjadi pada hutan Cloquet, Minnesota ini adalah suksesi sekunder. Perubahan suksesinya terjadi dengan urutan yaitu:
Lichenes – Lumut – Rumput – Perdu – Semak – Pohon
















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah penyebab dari kebakaran hutan Cloquet, Minnesota ini disebabkan oleh kelalaian manusia. Namun, ekosistem semuprna pada hutan Cloquet, Minnesota tersebut kembali menjadi ekosistem sempurnanya. Hal ini dikarenakan awal mulanya kehidupan tumbuhan Lichenes di tempat yang sudah musnah tersebut. Lichenes yang merupakan awal terbentuknya ekosistem ini tumbuh menjadi lumut lalu spora kemudian menjadi biji seterusnya rumput dan tumbuhan hingga menjadi pohon. Hal inilah yang dapat kembalinya ekosistem sempurna pada hutan Cloquet, Minnesota. Suksesi yang terjadi pada ekosistem ini adalah Suksesi Sekunder.

B.     Saran

Saran dalam pembahasan ini adalah agar kita tidak lalai dalam menjaga alam kita, dan tetap menjaga hutan alam lainnya. Karena alam adalah salah satu penyokong keselamatan dalam kehidupan di bumi. Alam merupakan bentuk dari pelindung bumi, tidak boleh dirusak begitu saja. Karena apabila telah musnah maka akan sulit untuk mengemabalikan alam tersebut. Oleh karena itu, betapa pentingnya kesadaran dan empati dari umat manusia untuk menjaga alamnya. Manusia tidak dapat hidup tanpa alam, namun alam dapat hidup tanpa manusia.







DAFTAR PUSTAKA

1.                   https://id.wikipedia.org/wiki/Lumut_kerak
6.                   http://ridwanaz.com/umum/biologi/pengertian-suksesi/






LAMPIRAN













   





0 comments:

Posting Komentar