KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu
menyelesaikan makalah suksesi yang berjudul “Cloquet Forest-Minnesota October,
1918”. Alam merupakan salah satu makhluk hidup yang sangat berperan untuk
menjaga keseimbangan alam dan bumi. Namun, seiring perkembangannya waktu maka
semakin besar pula dampak terjadinya fenomena alam di bumi ini sehingga dapat mengganggu
proses keseimbangan alam tersebut. Salah satu contohnya telah terjadi berabagai
macam fenomena alam di bumi kita, sehingga kita dapat melihat, membandingkan,
dan menjaga proses dari perubahan alam tersebut. Lalu ada beberapa fenomena
kehancuran alam yang sangat dahsyat yang pernah terjadi namun dapat kembali
menjadi alamnya secara alami. Salah satu proses kegiatan alam tersebut disebut
sebagai proses suksesi dari kegiatan alam. Makalah ini dibuat sebagai salah
satu bentuk suksesi dari alam sehingga dapat menjadi penambah wawasan dalam
pelaksanaan makalah ini. Makalah ini disusun sedemikian rupa, sehingga makalah
ini dapat dipahami dengan baik akan ilmunya.
Makalah ini juga dibuat untuk menyelesaikan
salah satu tugas prasyarat pelaksanakan Ujian Tengah Semester. Makalah ini juga
salah satu makalah bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah “Lingkungan dan
Kependudukan” Ibu Dra.Astri Rinanti Nugroho,M.S.
Oleh
karena itu penulis berterima kasih atas pelaksanaan makalah ini serta kritik
dan sarannya dari dosen pembimbing.
Jakarta, 28 Maret 2016
Tita Khairani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I
PENDAHULUAN 3
A.
Latar
belakang 3
B.
Tujuan 4
BAB II
TEORI SUKSESI 5
A.
Suksesi
primer 5
B.
Suksesi
sekunder 6
BAB III
STUDI KASUS 10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN 16
A.
Kesimpulan 16
B.
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana berbagai macam tumbuhan yang
telah berusia puluhan atau ratusan tahun beserta keadaan makhluk hidup/
ekosistem sempurna yang berada ditempatnya dilanda api sehingga menimbulkan
kerugian ekosistem serta terancamnya kelestarian lingkungan. Kebakaran hutan juga
dapat menjadi salah satu faktor pencemaran udara dan lapisan ozon yang
dampaknya juga sangat besar dalam merusak lingkungan. Kebakaran
yang terjadi di alam liar, juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan
pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia dan
pembakaran. Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab
utama kebakaran hutan besar. Hutan yang seharusnya dijaga dan dimanfaatkan
secara optimal dengan memperhatikan aspek kelestarian kini telah mengalami
degradasi danp deforestasi yang cukup mencenangkan bagi dunia Internasional,
Namun,
salah satu kebakaran yang dibahas pada makalah ini adalah kebakaran hutan yang
penyebabnya dikarenakan kelalaian manusia. Kebakaran hutan Cloquet, Minnesota
pada bulan Oktober 1918 disebabkan oleh percikan pada kereta api lokal ditambah
dengan kondisi alam pada saat itu sedang mengalami musim kemarau. Bencana ini
menyebabkan bagian barat Calton County, Moose Lake, Cloquet, dan sungai Kettle
hancur dikarenakan kebakaran besar yang terjadi. Wilayah
Cloquet adalah wilayah yang paling rusak oleh bencana ini. Bencana ini
merupakan bencana alam terburuk dalam sejarah Minnesota. Total korban jiwa yang
meninggal mencapai 453 nyawa hilang dan 52.000 orang terluka atau mengungsi, 38
komunitas hancur, 250.000 hektar lahan (1.000 km2) terbakar, dan kerugian
sebesar $ 73.000.000 dalam kerusakan properti diderita.
Lalu,
akibat utama yang mempengaruhi kebakaran tersebut adalah banyaknya tumbuhan
yang musnah akibat kebakaran tersebut. Lalu setelah 97 tahun berlalu, hutan
yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun tersebut mulai tumbuh kembali
menjadi salah satu lingkungan yang asri. Hal inilah yang disebut suksesi, yaitu
proses pengembalian/perubahan alam yang telah rusak menjadi ke lingkungan yang
asri kembali.
B. Tujuan
Tujuan
dalam pembahasan kebakaran ekosistem yang sempurna salah satu ini adalah
membahas tentang perubahan yang terjadi pada ekosistem yang setelah diambil
kerusakannya, kerusakan tersebut dapat terjadi secara berangsur-angsur maupun
dalam jangka waktu yang lama.
Bencana kebakaran Cloquet Forest, Minnesota yang
dikarenakan kelalaian manusia mengakibatkan banyaknya kehancuran yang terjadi
pada ekosistem sempurna. Bencana kebaraan tersebut yang sudah terjadi pada
bulan oktober 1918 telah mengalami perubahan menjadi alamnya kembali yang
disebut suksesi. Tujuan dari pembahasan kebakaran ini adalah untuk megetahui
proses suksesi di alam serta untuk mengetahui hal yang mempengaruhi suksesi
pada alam tersebut. Suksesi tersebut terbagi atas dua macam, suksesi primer dan
suksesi sekunder.
Suksesi
primer adalah perubahan ekosistem setelah mengalami kerusakan dan kembali
menjadi ekosistem yang berbeda. Sementara suksesi sekunder adalah perubahan
ekosistem setelah mengalami
BAB II
TEORI SUKSESI
Suksesi adalah perubahan yang terjadi pada
ekosistem setelah mengalami kerusakan total yang terjadi secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama. Dengan
perkataan lain, suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak
seimbang menuju ekosisteem seimbang. Proses suksesi akan berakhir apabila
lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai
klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis,
sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya. Akhir proses suksesi
komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks
adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan
tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu
mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dari berbagai
perubahan dalam system secara keseluruhan.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi,
dapat dibedakan 2 macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas
mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total
sehingga terbentuk komunitas baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami
maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah
longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan
oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah,
minyak, dan segala sesuatu yang bisa ditambang).
Suksesi primer ini berawal dengan tumbuhnya
tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan
batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh
pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrient pada
tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh
pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu akan tumbuh rumput, semak,
perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki kkomunitas
yang baru terbentuk. Hal ini diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara
langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan berupa tumbuhan
sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa
menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah
komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan
(bersifat homeoesitas).
Jadi suksesi primer adalah perubahan dari suatu
ekosistem yang mengalami kerusakan menjadi ekosistem lain. Contohnya :
kerusakan pada ekosistem sungai yang berubah menjadi ekosistem hutan.
2. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan,
tetapi hanya mengakibatkan rusaknya sebagian komunitas. Pada komunitas ini,
substrat lama dan sebagian kehidupan lama masih ada. Suksesi ini dapat terjadi
oleh gangguan alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami
dapat berupa banjir, gelombang Tsunami, kebakaran hutan, dan angina kencang.
Adapun gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa penebangan hutan dan
pembukaan lahan dengan membakar hutan.
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa factor berikut :
1.
Luas komunitas asal yang rusak
karena gangguan.
2.
Jenis-jenis tumbuhan yang
terrdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
3.
Kehadiran pemencar benih
(serangga, burung, hewan-hewan lainnya)
4.
Iklim, terutama arah dan
kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, spora, dan benih serta curah hujan.
5.
Jenis substrat baru yang
terbentuk.
6.
Sifat-sifat jenis tumbuhan yang
ada di sekitar tempat terjadinya suksesi.
Suksesi
tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di
danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh
tanah yang terbawa aliran air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik.
Selanjutnya, berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks, yaitu sebagai berikut :
1.
Hidroser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air tawar.
2.
Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau.
3.
Xeroser yaitu suksesi yang terbentuk di daerah gurun.
Pembentukan komunitas
klimaks ini sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya
Lalu pada mula perubahan kembali tumbuhnya suatu
ekosistem sempurna tersebut diawali dengan lumut kerak yang disebut lichenes.
Lichenes terbentuk dari alga dan jamur. Lichenes merupakan tumbuhan pionir yang
dapat tumbuh di kondisi ekstrim sekalipun walaupun tanah tanpa humus/unsur
hara.
Sebenarnya lumut kerak ini merupakan gabungan miselium jamur yang di
dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling berinteraksi membentuk
kehidupan simbiose yaitu simbiosis mutualisme. Komponen fungi
disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion namun sering juga
penyebutan Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium,
ganggangnya berupa ganggang bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan
gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan
Trentopohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke
dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.
Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenes Meskipun
keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih menguntungkan
bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang
organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada
batu-batuan, selain juga di pohon-pohonan secara komensalisme tetapi banyak
yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra. Hidup Lichen
tidak bergantung pada tinggi tempat hidupnya dari permukaan laut oleh karena
itu Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada dataran tinggi
Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu mengawali
kehidupan dari kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya Lichenes
sebagai tumbuhan pioneer / perintis memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering
sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organism lainnya. Maka dalam
suksesi primer lingkungan Lichenes akan selalu berada didepan sebagai pioneer
perombak lingkungan yang kritis menjadi lingkungan yang segar
dengan Urutan suksesinya :
Lichenes –
Lumut – Rumput – Perdu – Semak – Pohon
Lichenes dapat juga digunakan
sebagai indikator pencemaran lingkungan Karena jika dia saja yang sudah
menuntut sangat sederhana terhadap lingkungan sampai tidak hidup dilingkungan
itu dipastikan lingkungan pasti tidak beres entah itu udaranya dll, artinya
apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa lingkungan
itu betul betul fatal .
Distribusi Sebaran Lichenes
Lichenes memperbanyak diri secara
aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi,
yaitu dengan membentuk potongan lumut kerak ( soredium) , yang soredium itu
akan terlepas dari induknya untuk segera mandiri hiidup . Apabila jatuh di
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan
dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga
yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya
putih seperti tepung. Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat
yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan
jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk
askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah
dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu
dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.
Pengembaian Suksesi
Kemudian Lichenes yang tumbuh
akan mati dan membusuk dan membentuk unsur hara. Unsur hara menyebabkan alga
dan jamur dapat tumbuh,kemudian terbentuklah spora yang terkandung pada alga
dan jamur. Spora tersebut akan masak membentuk biji-bijian dan terlepas tebawa
angin. Kemudaian spora tersebut akan jatuh ke dalam daerah ekosistem yang telah
rusak dan membentuk tumbuhan baru berupa rerumputan. Kemudian rerumputan akan
tumbuh menjadi perdu lalu membentuk semak. Semak akan berangsur angsur
membentuk pohon dan tumbuhan lainnya dalam ekosistem tersebut.
BAB III
STUDI KASUS
Kebakaran Hutan Cloquet adalah suatu bencana api besar di bagian utara Minnesota pada Oktober, 1918. Disebabkan oleh kelalaian manusia yaitu percikan pada kereta api lokal ditambah dengan kondisi kering. Bencana ini menyebabkan bagian barat Carlton County hancur, Moose Lake, Cloquet, dan Sungai Kettle. Wilayah Cloquet adalah wilayah yang paling rusak oleh bencana ini. Bencana ini merupakan bencana alam terburuk dalam sejarah Minnesota. Total korban jiwa yang meninggal mencapai 453 nyawa hilang dan 52.000 orang terluka atau mengungsi, 38 komunitas hancur, 250.000 hektar lahan (1.000 km2) terbakar, dan kerugian sebesar $ 73.000.000 dalam kerusakan properti diderita. Lalu, akibat utama yang mempengaruhi kebakaran tersebut adalah banyaknya tumbuhan yang musnah akibat kebakaran tersebut. Lalu setelah 97 tahun berlalu, hutan yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun tersebut mulai tumbuh kembali menjadi salah satu lingkungan yang asri.
Pembahasan kali ini adalah bagaimana dapat terbentuknya kembali ekosistem
tersebut melalui proses suksesi. Pada awala hutan colquet, minnesota terbakar
hebat oeh kelalaian manusia ekosistem tersebut musnah dan hancur secara keseluruhan.
Ekosistem tersebut menjadi gersang dan sulit untuk ditumbuhi oleh tumbuhan
lainnya. Tidak ada hewanyang dapat tinggal di ekosistem yang telah musnah
tersebut. Namun 97 tahun berlalu hingga kini, ekosistemtersebut dapat kembali
membentuk ekosistemnya. Namun, bagaimana tahapan agar ekosistem tersebuta dapat
kembali menjadi ekosistemnya atau ekosistem lainnya?
Lalu pada mula
perubahan kembali tumbuhnya suatu ekosistem sempurna tersebut diawali dengan
lumut kerak yang disebut lichenes. Lichenes terbentuk dari alga dan jamur.
Lichenes merupakan tumbuhan pionir yang dapat tumbuh di kondisi ekstrim
sekalipun walaupun tanah tanpa humus/unsur hara. Sebenarnya lumut kerak ini merupakan gabungan miselium jamur yang di
dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling berinteraksi membentuk
kehidupan simbiose yaitu simbiosis mutualisme. Komponen fungi
disebut mikobion dan komponen alga disebut fikobion namun sering juga
penyebutan Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonidium,
ganggangnya berupa ganggang bersel tunggal atau berupa koloni. Kebanyakan
gonidium adalah ganggang biru (Cyanophyceae) antara lain choococcus dan Nostoc,
kadang-kadang juga ganggang hijau (Cholorophyceae) misalnya Cystococcus dan
Trentopohlia. Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes tergolong ke
dalam Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales.
Mungkin juga basidiomycetes mengambil bagian dalam membentuk Lichenes Meskipun
keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih
menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau
tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup
pada batu-batuan, selain juga di pohon-pohonan secara komensalisme tetapi
banyak yang hidup pada tanah ataupun pada batu terutama di daerah tundra. Hidup
Lichen tidak bergantung pada tinggi tempat hidupnya dari permukaan laut oleh
karena itu Lichen dapat ditemukan mulai dari dataran randah sampai pada dataran
tinggi Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu mengawali
kehidupan dari kehidupan yang lain misalnya hidup di atas batu artinya Lichenes
sebagai tumbuhan pioneer / perintis memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan kering
sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organism lainnya.
Lichenes dapat juga digunakan
sebagai indikator pencemaran lingkungan Karena jika dia saja yang sudah
menuntut sangat sederhana terhadap lingkungan sampai tidak hidup dilingkungan
itu dipastikan lingkungan pasti tidak beres entah itu udaranya dll, artinya
apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa lingkungan
itu betul betul fatal .
Lichenes memperbanyak diri secara
aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi,
yaitu dengan membentuk potongan lumut kerak ( soredium) , yang soredium itu
akan terlepas dari induknya untuk segera mandiri hiidup . Apabila jatuh di
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan
dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga
yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya
putih seperti tepung. Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat
yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan
jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk
askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah
dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu
dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.
Kemudian Lichenes yang tumbuh
akan mati dan membusuk dan membentuk unsur hara. Unsur hara menyebabkan alga
dan jamur dapat tumbuh,kemudian terbentuklah spora yang terkandung pada alga
dan jamur. Spora tersebut akan masak membentuk biji-bijian dan terlepas tebawa
angin. Kemudaian spora tersebut akan jatuh ke dalam daerah ekosistem yang telah
rusak dan membentuk tumbuhan baru berupa rerumputan. Kemudian rerumputan akan tumbuh
menjadi perdu lalu membentuk semak. Semak akan berangsur angsur membentuk pohon
dan tumbuhan lainnya dalam ekosistem tersebut.
Maka ekosistem pada hutan
Cloquet, Minnesota ini dapat tumbuh kembali menjadi ekosistem sempurna seperti
sebelumnya. Maka suksesi yang terjadi pada hutan Cloquet, Minnesota ini adalah
suksesi sekunder. Perubahan
suksesinya terjadi dengan urutan yaitu:
Lichenes –
Lumut – Rumput – Perdu – Semak – Pohon
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah penyebab dari
kebakaran hutan Cloquet, Minnesota ini disebabkan oleh kelalaian manusia.
Namun, ekosistem semuprna pada hutan Cloquet, Minnesota tersebut kembali
menjadi ekosistem sempurnanya. Hal ini dikarenakan awal mulanya kehidupan
tumbuhan Lichenes di tempat yang sudah musnah tersebut. Lichenes yang merupakan
awal terbentuknya ekosistem ini tumbuh menjadi lumut lalu spora kemudian
menjadi biji seterusnya rumput dan tumbuhan hingga menjadi pohon. Hal inilah
yang dapat kembalinya ekosistem sempurna pada hutan Cloquet, Minnesota. Suksesi
yang terjadi pada ekosistem ini adalah Suksesi Sekunder.
B. Saran
Saran dalam pembahasan ini adalah agar kita tidak lalai
dalam menjaga alam kita, dan tetap menjaga hutan alam lainnya. Karena alam
adalah salah satu penyokong keselamatan dalam kehidupan di bumi. Alam merupakan
bentuk dari pelindung bumi, tidak boleh dirusak begitu saja. Karena apabila
telah musnah maka akan sulit untuk mengemabalikan alam tersebut. Oleh karena
itu, betapa pentingnya kesadaran dan empati dari umat manusia untuk menjaga
alamnya. Manusia tidak dapat hidup tanpa alam, namun alam dapat hidup tanpa
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
0 comments:
Posting Komentar