Muses

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 30 September 2013

Bagian-Bagian Mikroskop Beserta Fungsinya

           Bagian-bagian Mikroskop dan Fungsinya

Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:

LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif

LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.

TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.

MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.

MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.

REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.

REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.

DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.

KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.

MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.

PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.


LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.

KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.

SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan praktikum biologi di sekolah. Mikroskop berfungsi untuk melihat benda-benda atau organisme yang berukuran sangat kecil. Jenis Mikroskop yang banyak digunakan disekolah adalah Mikroskop Monokuler. Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, jenis mikroskop dan kemampuan memperbesar benda juga semakin maju. Ada beberapa mikroskop yang kita kenal, yaitu :

1. Mikroskop sederhana

mikroskop_sederhana
mikroskop_sederhana




2. Mikroskop Monokuler

mikroskop_monokular

3. Mikroskop Elektron

mikroskop-elektron
4. Mikroskop Fase kontras

Dari berbagai Mikroskop itu mikroskop elektron yang memiliki perbesaran paling tinggi, dapat memperbesar benda sampai 500.000 kali.. Mikroskop ini menggunakan elektron sebagai ganti cahaya pada mikroskop cahaya.

Bagian-bagian Mikroskop
  • Lensa Okuler
  • Tabung Mikroskop
  • Tombol pengatur fokus kasar
  • Tombol pengatur fokus halus
  • Revolver
  • Lensa Objektif
  • Lengan Mikroskop
  • Meja Preparat
  • Penjepit Objek Glass
  • Kondensor
  • Diafragma
  • Reflektor/cermin
  • Kaki Mikroskop
Satuan yang biasanya digunakan pada objek yang dilihat melalui mikroskop adalah Mikron ( 1 milimeter = 1000 mikron )
Perbesaran total didapat dari hasil perkalian perbesaran lensa objektif dengan lensa Okuler.
Misalnya:
Pengamatan menggunakan lensa objectif dengan pembesaran 45 kali dan lensa okuler perbesaran 10 kali
maka perbesaran total adalah = 10 x 45 = 450 kali ukuran semula.

Fungsi Bagian-bagian Mikroskop

1. Lensa Okuler
untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif

2. Tabung Mikroskop
Untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan

3. Tombol pengatur fokus kasar
Untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat

4. Tombol pengatur fokus halus
Untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat

5. Revolver
Untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan

6. Lensa Objektif
Untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x.

7. Lengan Mikroskop
Untuk pegangan saat membawa mikroskop

8. Meja Preparat
Untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati

9. Penjepit Objek Glass
Untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser.

10. Kondensor
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop

11. Diafragma
Berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop

12. Reflektor/cermin
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar.

13. Kaki Mikroskop
Untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja.


Contoh Proposal Hari R.A Kartini



PROPOSAL KEGIATAN

PANITIA PERINGATAN HARI KARTINI
SMA NEGERI 7 PEKANBARU

1.  PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

 Kita emngetahui bahwa R.A Kartini merupakan salah satu pahlawan wanita yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, tidak semua orang tahu sejarah perjuangan beliau untuk memerdekakan kaum wanita. Terutama generasi muda zaman sekarang dimana rasa keingintahuan mereka terhadap pahlawan bangsa sudah minim. Oleh karena itu perlulah kita membangkitkan rasa keingintahuan tersebut. Bukan hanya menanamkan rasa keingintahuan tetapi juga menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Negara.

Mudah sekali kita menanamkan serta membangkitkan rasa keingintahuan terhadap pahlawan bangsa, terutama generasi muda. Generasi muda adalah masa dimana sang generasi dapat mengembangkan kreativitasnya. Namun, banyak generasi muda tidak mengetahui bagaimana cara memperingati Hari R.A Kartini. Sebenarnya kemampuan kreativitas generasi muda dalam segala hal merupakan masa masa yang besar yang dapat mengubah segalanya.oleh karena itu, kami akan berusaha sebaik mungkin untuk memperingati Hari R.A Kartini di SMA Negeri 7 Pekanbaru .    

1.2 NAMA dan TEMA KEGIATAN
  
Rencana atau program kerja budaya ini bertema “PERINGATAN HARI R.A KARTINI 2014” yang merupakan salah satu bentuk usaha untuk mengembangkan kreativitas serta keingintahuan siswa siswi SMA Negeri 7 Pekanbaru. Serta mengembangkan siswa siswi yang cerdas, berbudi luhur, dan intelektual.
  
1.3  TUJUAN KEGIATAN
 
Tujuan dari kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua:
 
a. Tujuan umum:
Tujuan umum diselenggarakan kegiatan ini adalah untuk memperingati hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April setiap tahunnya.
 
b. Tujuan khusus:
Tujuan khusus kegiatan ini dapat dibagi menjadi beberapa poin:
1 Agar siswa SMA Negeri 7 Pekanbaru dapat lebih memahami makna dari peringatan       Hari Kartini serta menciptakan siswa yang cerdas, berbudi luhur, dan intelektual.
2 Menjadi ajang apresiasi dan kreasi siswa dalam bidang kesenian.
3 Mengakrabkan tali persaudaraan di lingkungan sekolah.
4 Meningkatkan rasa keingintahuan dan nasionalisme.
2.   ISI PROPOSAL

2.1. SASARAN KEGIATAN
 
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 7 Pekanbaru.

2.2. SUSUNAN ACARA
 
08.00 - 08.30 Pembukaan
08.45 – 09.30 Perlombaan membuat makanan tradisional
09.45 – 10.30 Pemilihan Kartini Kartono
11.00 – 12.00 Musikalisasi Puisi
12.00 – 13.00 Doorprize
13.00 – 14.00 Puncak Acara + Pengumuman Pemenang masing – masing perlombaan

2.3. SUSUNAN PANITIA
 
a. Penanggung Jawab     : Kepala Sekolah
b. Pembimbing               : Dra. Hartati
c. Ketua Panitia              : Tri Harliyanto
d. Sekretaris                    : Annisa Nofitriandi
e. Bendahara                   : Ridho Riski
f.  Seksi Acara                 : Irgi Rizkiari
g. Seksi Dana Usaha        : Noni Tetriana 
h. Seksi Humas                : Turangga Bayu
i. Seksi Konsumsi            : Ferry Rinaldo Oktavian
j. Seksi Dokumentasi       : Nadia Ramadhanty
k. Seksi Perlengkapan      : Rasti Anjani
l. Seksi Pembantu Umum : Khairani

2.4. FASILITAS PENDUKUNG

      Untuk mendukung acara Hari R.A Kartini 2014, panitia mencoba menggunakan fasilitas yang tersedia seperti Lapangan, Panggung Ceria, dan Hall. Sementara itu peralatan yang tersedia untuk mendukung acara ini adalah Sound System, Lighting, dan Microphone.

2.5. KEUNTUNGAN dan HAMBATAN yang DIHADAPI

        Sebagaimana layaknya kita tahu bahwa dalam acara Hari R.A Katini 2014 ini memiliki keuntungan dan hambatan. Keuntungan dalam acara ini adalah dapat mendongkrak semangat para pelajar serta memiliki daya kreativitas yang baik serta dapat menciptakan siswa-siswi yang memiliki bakat yang luar biasa dalam bidang seni dan lainnya. Namun, hambatan dalam kegiatan ini adalah dana yang diperlukan tidak sesuai dengan acara yang diharapkan. Hal ini dikarenakan antusiasme dari para pelajar SMA Negeri 7 Pekanbaru
2.6. WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN

 
Kegiatan ini akan diselenggarakan pada :

Hari/Tanggal      : Kamis, 21 April 2014
Tempat               : Lapangan, SMA Negeri 7 Pekanbaru
Waktu                 : 08.00 – Selesai

3. ESTIMASI BIAYA
 
3.1 Dana Persiapan

1. Surat Edaran                                  Rp. 200.000,-
2. Konsumsi                                       Rp. 100.000,-
3. Penggandaan Proposal                   Rp. 100.000,-
    Total                                              Rp 400.000,-
 
3.2 Dana Perlengkapan

1. Sewa Terop                                   Rp. 5.000.000,-
2. Peralatan Lomba                           Rp. 200.000,-
3. Sound Sistem                                Rp. 500.000,-
4. Dokumentasi                                 Rp. 200.000,-
    Total                                                 Rp 5.900.000,-
 
3.3 Dana Pelaksanaan

1. Konsumsi Juri                              Rp. 500.000,-
2. Hadiah Doorprize                         Rp. 1.000.000,-
3. Lain-lain                                       Rp. 250.000,-
     Total                                            Rp. 1.750.000,-
 
Sehingga total seluruh jumlah dana yang dibutuhkan Rp. 8.050.000,-

Terbilang ( Delapan Juta Lima Puluh Ribu Rupiah )











4. PENUTUP

Demikianlah proposal ini kami ajukan sebagai bahan pemikiran yang diharapkan akan berguna bagi semua pihak yang terlibat.
Demikian proposal ini kami buat kami mengharapkan dukungan dan partisipasi Bapak/Ibu guru baik secara segi moril maupun materil. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kami harapkan. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Selasa, 24 September 2013

My Photo

 
foto sama adik.. waktu jalan jalan...


 
yeee tamat kuliah... padahal masih SMA trus bajunya dapat dimana..? :o


ini pas di pustaka wilayah sama temen...



Pulang kampung.. pulang kampung...


siap buat pergi...

Rabu, 04 September 2013

Wah... Ibnu Rusyd Sudah Mendunia. Siapakah ia?

Biografi Ibnu Rusyd: Perintis Ilmu Jaringan Tubuh 

 
Ibnu Rusyd adalah seorang ilmuwan muslim yang cerdas dan menguasai banyak bidang ilmu, seperti al-Quran, fisika, kedokteran, biologi, filsafat, dan astronomi. Ibnu Rusyd lahir pada tahun 1198 di Kordoba, Spanyol. Di Barat, ia dikenal dengan nama Averroes. Ayah Ibnu Rusyd adalah seorang ahli hukum yang cukup berpengaruh di Kordoba. Sementara itu, banyak saudaranya menduduki posisi penting di pemerintahan. Latar belakang keluarganya itulah yang sangat mempengaruhi proses pembentukan tingkat intelektualitas Ibnu Rusyd di kemudian hari. Ibnu Rusyd adalah seorang tokoh perintis ilmu jaringan tubuh (histology). Ia pun berjasa dalam bidang penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar.
Abad XII dan beberapa abad sebelumnya adalah zaman keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Saat itu, Dinasti Abbasiyah sedang berkuasa, dengan pusat pemerintahan di Semenanjung Andalusia (Spanyol). Para penguasa muslim pada masa itu sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka sering meminta para ilmuwan untuk menggali kembali warisan intelektual Yunani yang masih tersisa. Dengan begitu, nama-nama ilmuwan beserta Yunani beserta karyanya, seperti Aristoteles, Plato, Phytagoras, dan Euclides, masih tetap terpelihara hingga sekarang.
Ibnu Rusyd dapat digolongkan sebagai seorang ilmuwan yang komplit. Selain sebagai seorang ahli filsafat, ia juga dikenal pakar di bidang kedokteran, sastra, logika, ilmu pasti, dan ilmu agama. Sehubungan dengan itu, ia sangat menguasai ilmu tafsir al-Quran dan hadis, juga ilmu hukum dan fikih. Disebabkan kecerdasannya itulah, ia kemudian diangkat menjadi Hakim Agung Kordoba, sebuah jabatan yang pernah dipegang kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti al-Murabitun di Afrika Utara. Ibnu Rusyd menjadi hakim agung selama masa pemerintahan Khalifah Abu Ya’kub Yusuf hingga anaknya, Khalifah Abu Yusuf.
Biografi Ibnu Rusyd: Perintis Ilmu Jaringan Tubuh
Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang dokter dan hakim agung, Ibnu Rusyd menyempatkan diri menulis. Ia menghasilkan lebih dari dua puluh buku kedokteran. Salah satunya adalah al-Kulliyyat fi al-Thibb, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin. Buku yang merupakan ikhtisar kedokteran yang terlengkap pada zamannya ini diterbitkan di Padua pada tahun 1255. Sementara itu, salinannya dalam versi bahasa Inggris dikenal dengan judul General Rules of Medicine. Salinan tersebut sempat dicetak ulang sebanyak beberapa kali di Eropa. Para penulis sejarah mengungkapkan kedalaman pemahaman Ibnu Rusyd dalam bidang kedokteran dengan berkata, “Fatwanya dalam ilmu kedokteran dikagumi sebagaimana fatwanya dalam fikih. Semua itu disebabkan kedalaman filsafat dan ilmu kalamnya.”
Ibnu Rusyd juga seorang ahli filsafat yang cerdas. Pada masa itu, buku-buku Aristoteles yang diterbitkan masih sangat sedikit dan sulit dipahami. Menyadari hal itu, Ibnu Rusyd tergerak untuk mengoreksi buku terjemahan karya Aristoteles tersebut bahkan melengkapinya. Ibnu Rusyd juga menerjemahkan dan melengkapi sejumlah karya pemikir Yunani lain, seperti Plato yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad.
Pada tahun 1169-1195, Ibnu Rusyd menulis sejumlah komentar terhadap karya-karya Aristoteles, seperti De Organon, De Anima, Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia, Parna Naturalisi, Metodologica, Rhetorica, dan Nichomachean Ethick. Dengan kecerdasannya, komentar Ibnu Rusyd itu seolah menghadirkan kembali pemikiran Aristoteles secara lengkap. Di sinilah terlihat kemampuan Ibnu Rusyd yang luar biasa dalam melakukan sebuah pengamatan. Di kemudian hari, komentar Ibnu Rusyd tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan tradisi intelektual kaum Yahudi dan Nasrani. Hal itulah yang kemudian membuka jalan bagi Ibnu Rusyd mengunjungi Eropa untuk mempelajari warisan Aristoteles dan filsafat Yunani.
Ibnu Rusyd juga dikenal sebagai pengkritik Ibnu Sina yang paling bersemangat. Meskipun begitu, ia tetap menghormati karya para pendahulunya. Ia juga tertarik pada gagasan al-Farabi tentang logika. Hal itu selalu memberinya inspirasi untuk berkarya. Ibnu Rusyd adalah seorang filosof yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran Yunani.
Di bidang ilmu agama, Ibnu Rusyd menghasilkan sejumlah karya, seperti Tahafut at-tahafut, sebuah kitab yang menjawab serangan Abu Hamid al-Ghazali terhadap para filosof terdahulu. Sebagai seorang ahli ilmu agama dan filsafat, Ibnu Rusyd dianggap cukup berhasil mempertemukan hikmah (filsafat) dengan syariat (agama dan wahyu).
Semasa hidupnya, Ibnu Rusyd menghasilkan sekitar 78 karya, yang semuanya ditulis dalam bahasa Arab. Kini, sejumlah karyanya tersimpan rapi di perpustakaan Escurial, Madrid, Spanyol. Tidak banyak yang mengetahui kalau Ibnu Rusyd pernah hidup dalam pembuangan. Ia pernah dibuang di Lecena, Spanyol, karena dianggap murtad dan menghina kepala negara. Ia juga pernah dibuang ke Maroko karena difitnah seseorang.
Ibnu Rusyd wafat pada tahun 1198 (595 H) di kota Marakis, Maroko. Jenazahnya kemudian dibawa ke Andalusia dan dimakamkan di sana.
hmmm kepingin banget jadi ibnu rusyd.. gelar Doktor besar ituh namanya heheh :D mudah mudahan kita dapat seperti dia Aamiin...

Ayo.. Kita Kenalan Dengan Tokoh Yang Namanya Sudah Mengguncang Dunia


 

Sejak berabad-abad lamanya, astronomi dan matematika begitu lekat dengan umat Islam. Tak heran bila sejumlah ilmuwan di kedua bidang tersebut bermunculan. Salah seorang di antaranya adalah Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius.

Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk Islam. Ketertarikannya dengan benda-benda yang ada di langit membuat Al Battani kemudian menekuni astronomi. Secara informal ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya yang juga seorang ilmuwan, Jabir Ibn San’an Al-Battani. Keyakinan ini menguat dengan adanya bukti kemampuan Al Battani membuat dan menggunakan sejumlah perangkat alat astronomi seperti yang dilakukan ayahnya.

Beberapa saat kemudian, ia meninggalkan Harran menuju Raqqa yang terletak di tepi Sungai Eufrat, di sana ia melanjutkan pendidikannya. Di kota inilah ia melakukan beragam penelitian hingga ia menemukan berbagai penemuan cemerlangnya. Pada saat itu, Raqqa menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran.

Ini disebabkan karena kalifah Harun Al Rashid, khalifah kelima dalam dinasti Abbasiyah, pada 14 September 786 membangun sejumlah istana di kota tersebut. Ini merupakan penghargaan atas sejumlah penemuan yang dihasilkan oleh penelitian yang dilakukan Al Battani. Usai pembangunan sejumlah istana di Raqqa, kota ini menjadi pusat kegiatan baik ilmu pengetahuan maupun perniagaan yang ramai.

Buah pikirnya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia adalah lamanya
bumi mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat.

Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur terajauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari.

Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.
Penemuannya mengenai garis lengkung bulan dan matahari, pada 1749 kemudian digunakan oleh Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan. Dalam bidang matematika, Al Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam trigonometri. Laiknya, ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua bidang itu ke dalam sejumlah buku.
Bukunya tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan buku tersebut tak melulu dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya.

Terjemahan ini keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan pada 1645. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas.

Tak heran bila tulisannya, sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga datangnya masa Pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan Muslim berpengaruh pada abad ke-10, dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran akurat mengenai bulan dan matahari.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:


Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Informasi lain yang tertuang dalam Fihrist menyatakan pula bahwa Al Battani melakukan penelitian antara tahun 877 dan 918. Tak hanya itu, di dalamnya juga termuat informasi mengenai akhir hidup sang ilmuwan ini. Fihrist menyatakan bahwa Al Battani meninggal dunia dalam sebuah perjalanan dari Raqqa ke Baghdad.

Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya ketika dalam perjalanan pulang dari Baghdad ke Raqqa.

wahh ternyata Al-Battani itu keren banget ya.. palajaran yang kita pelajari disekolah itu tuh dia lho yang ciptain..wahh hebat nih beliau.. ilmunya bermanfaat banget bagi dunia hehehe :D

Kenalan Yuk! Dengan Penemu Dunia IBNU SINA ^_^

Ibnu Sina adalah seorang pakar kedokteran terkenal dan mendunia. Dia dikenal dengan bapak kedokteran modern, atas berkat usahanya yang merubah dan memunculkan wawasan dan warna baru di dunia kedoteran. Namun, selain beliau berkecimpung di bidang kedokteran, ternyata beliau juga lihai dalam bidang filsafat. Subhanallah
Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan sebutan Ibnu Sina atau Avicenna lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah kota Asyfahnah desa Khormeisan dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran). Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab Syi'ah Ismailiyah dan sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya.
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Ibnu Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk merawat dan mengobatinya.
Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan
demikian;
“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab- kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” 
Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya.
Latar Belakangnya

Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter dan penulis aktif yang lahir di jaman keemasan Peradaban Islam. Pada jaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari jaman Plato, sesudahnya hingga jaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam. Pengembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu pengetahuan di masa ini meliputi matematika, astronomi, Aljabar,Trigonometri, dan ilmu pengobatan. Pada jaman Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat Iran dan Persian memberi suasana yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di jaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia Islam.

Ilmu-ilmu lain seperti studi tentang Al-Quran dan Hadist berkembang dengan perkembangan dengan suasana perkembangan ilmiah. Ilmu lainya seperti ilmu filsafat, Ilmu Fikih, Ilmu Kalam sangat berkembang dengan pesat. Pada masa itu Al-Razi dan Al-Farabi menyumbangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu pengobatan dan filsafat. Pada masa itu Ibnu Sina memiliki akses untuk belajar di perpustakaan besar di wilayah Balkh, Khwarezmia, Gorgan, Kota Ray, Kota Isfahan dan Hamedan. Selain fasilitas perpustakaan besar yang memiliki banyak koleksi buku, pada masa itu hidup pula beberapa ilmuwan muslim seperti Abu Raihan Al-Biruni seorang astronom terkenal, Aruzi Samarqandi, Abu Nashr Mansur seorang matematikawan terkenal, Abu al-Khayr Khammar seorang fisikawan dan ilmuwan terkenal lainya.
Karir Ibnu Sina

Mengawali karirnya yang pertama Ibnu Sina mengikuti kiprah orang tuanya, yaitu membantu tugas-tugas amir Nuh bin Mansur. Ia misalnya diminta menyusun kumpulan pemikiran filsafat oleh Abu al-Husain al-Arudi. Untuk ini ia menyusun buku al-Majmu’. Setelah itu ia menulis buku al-Hashil wa al-Mashul dan al-Birr wa al-Ism atas permintaan Abu Bakar al-Barqy al-Hawarizmy.

Setelah usianya memasuki dua puluh dua tahun, ayahnya meninggal dunia, dan kemudian terjadi kemelut politik di tubuh pemerintahan Nuh bin Mansur. Kedua orang putera kerajaan, yaitu Mansur dan Abd Malik saling berebut kekuasaan, yang dimenangkan oleh Abd Malik. Selanjutnya dalam pemerintahan yang belum stabil itu terjadi serbuam yang dilakukan oleh kesultanan Mahmud al-Ghaznawi, sehingga seluruh wilayah kerajaan Samani yang berpusat di Bukhara jatuh ke tangan Mahmud al-Ghaznawi tersebut.

Dalam keadaan situasi politik yang bagitu ricuh, Ibnu Sina memutuskan untuk meninggalkan daerah asalnya. Ia pergi ke Karkang yang termasuk ibukota al-Khawarizm, dan di daerah tersebut Ibnu Sina mendapat penghormatan dan perlakuan yang baik. Di kota ini pula Ibnu Sina banyak berkenalan dengan sejumlah pakar para ilmuwan seperti, Abu al-Khir al-Khamar, Abu Sahl ‘Isa bin Yahya al-Masity al-Jurjani, Abu Rayhan al-Biruni dan Abu Nash al-Iraqi. Setelah itu Ibnu Sina melanjutkan perjalanan ke Nasa, Abiwarud, Syaqan, Jajarin dan terus ke Jurjan. Setelah kota yang ia singgahi terakhir ini juga kurang aman, Ibnu Sina memutuskan pindah ke Rayi dan bekerja pada As-Sayyidah dan puteranya Madjid al-Daulah yang pada waktu itu terserang penyakit, dan membantu menyembuhkannya.

Pendidikan Ibnu Sina

Pendidikan Ibnu Sina di mulai pada usia lima tahun di kota kelahirannya, Bukhara. Pengetahuan yang pertama kali yang Ibnu Sina pelajari adalah membaca al-Qur’an, setelah itu pendidikan Ibnu sina dilanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama Islam seperti Tafsir, Fiqih, Ushuluddin dan lain sebagainya. Berkat ketekunan dan kecerdasannya, Ibnu Sina berhasil menghafal al-Quran dan menguasai berbagai cabang ilmu-ilmu agama tersebut pada usia yang belum genap sepuluh tahun.
Dalam bidang Pendidikan lain, ibnu sina juga mempelajari beberapa disiplin ilmu diantaranya Matematika, logika, fisika, kedokteran, Astronomi, Hukum, dan sebagainya.Dengan kecerdasan yang beliau miliki, beliau banyak mempelajari filsafat dan cabang-cabangnya, kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya, namun pada saat ibnu sina menyelami ilmu metafisika nya Arisstoteles, beliau mengalami kesulitan kendati sudah berulang-ulang membacanya bahkan beliau menghafalnya, tetap saja beliau belum dapat memahami isinya. setelah ibnu sina membaca karya Al-Farabi dalam buku risalahnya, barulah Ibnu Sina dapat memahami ilmu metafisika dengan baik. Secara tidak langsung Ibnu Sina telah berguru kepada al-Farabi, bahkan dalam otobiografinya disebutkan mengenai utang budinya kepada Al-Farabi.

Pada usia 16 tahun ibnu sina mulai dikenal sebagai ahli pengobatan, dan sudah benar-benar dikenal pada saat beliau berumur 17 tahun dengan pembuktian bahwa beliau telah berhasil menyembuhkan penyakit yang diderita sultan Samani Nuh Ibn Mansur. Untuk menambah ilmunya, dalam bidang pendidikan ibnu sina juga banyak menghabiskan sebahagian waktunya dengan membaca serta membahas buku-buku yang beliau anggap penting di perpustakaan kerajaan Nuh ibnu Manshur yang bernama kutub Khana, di sinilah ibnu sina melepaskan dahaga belajarnya siang malam sehingga semua ilmu pengetahuan dapat dikuasainya dengan baik. dalam sejarah, pendidikan ibnu sina tidak diragukan lagi, dari kesungguhan dan keseriusan beliau, secara tidak langsung telah memberikan sumbangsih besar bagi kita umat islam seluruh dunia. dari ketekunan dan kesungguhan ibnu sina, kita dalam belajar bagaimana sejarah perjalanan pendidikan ibnu sina yang penuh perjuangan dan kerja keras.

Karya-Karya Ibnu Sina

Dalam sejarah kehidupannya, Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang sangat produktif dalam menghasilkan berbagai karya buku. Buku-buku karangannya hampir meliputi seluruh cabang ilmu pengetahuan, diantarannya ilmu kedokteran, filsafat, ilmu jiwa, fisika, logika, politik dan sastra arab. Adapun karya-karyanya sebagai berikut :
  1. Kitab Qanun fi al-Thib, yang merupakan karya ibnu sina dalam bidang ilmu kedokteran. Buku ini pernah menjadi satu-satunya rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad. Buku ini merupakan iktisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di Timur.
  2. Kitab As-Syifa, yang merupakan karya ibnu sina juga dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain berisikan tentang uraian filsafat dengan segala aspeknya
  3. Kitab An-Najah, yang merupakan kitab yang berisikan ringkasan dari kitab As-Syifa, kitab ini ditulis oleh ibnu sina untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah, selain itu buku ini juga secara lengkap membahas tentang pemikiranIbnu Sina tentang ilmu Jiwa.
  4. Kitab Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah, yang merupakan karyanya dalam bidang ilmu fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab dan masih tersimpan dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun 1910 M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.
  5. Kitab al- Isyarat wa al-Tanbihat, isinya mengandung uraian tentang logika dan hikmah.
  6. Kitab Lisan al-Arab, kitab ini merupakan hasil karyanya dalam bidang sastra Arab. Kitab ini berjumlah mencapai sepuluh jilid. Menurut suatu informasi menjelaskan bahwa buku ini Ibnu Sina susun sebagai jawaban terhadap tantangan dari seorang pujangga sastra bernama Abu Mansur al-Jubba’I di hadapan Amir ‘Ala ad-Daulah di Ishfahan.
Kitab Qanun
Lembaran dari kitab Qanun
Selain kitab-kitab tersebut masih banyak karya dari ibnu sina yang berjumlah cukup besar, namun untuk mengetahui berapa jumlah buku karya-karya ibnu sina tersebut secara pasti sangatlah sulit, mengingat perbedaan tentang sedikit banyaknya data yang digunakan. Namun untuk menjawab hal ini, setidaknya ada dua pendapat.
Pertama, dari penyelidikan yang dilakukan oleh Father dari Domician di Kairo terhadap karya-karya Ibnu Sina, ia mencatat sebanyak 276 (dua ratus tujuh puluh enam) buah. 
Kedua, Phillip K.Hitti dengan menggunakan daftar yang dibuat al-Qifti mengatakan bahwa karya-karya Ibnu Sina sekitar 99 (sembilan puluh sembilan) buah (Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000), h. 65)

Kontribusi Ibnu Sina

kontribusi yang ditorehkan dari hasil karya-karya ibnu sina atau avicenna telah menghantarkan kepada manusia akan pengetahuan mereka dalam bidang kedokteran.Ibnu sina tidak saja memberikan kontribusi dalam bidang kedokteran, akan tetapi dalam bidang-bidang lainnya. Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.

Dikatakan bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung. Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan gunung tercipta karena dua penyebab. Pertamamenggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Sebab sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya gundukan di kulit luar bumi.”

Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya -sehingga dalam banyak hal mengikuti teori matematika bahkan dalam kedokteran dan proses pengobatan- dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi. Menurutnya, seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat secara sempurna. Ibnu Sina sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan Aristoteles di bidang filsafat. Ketika menceritakan pengalamannya mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau menguasai maksud dari kitab itu secara sempurna setelah membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis oleh Farabi, filosof muslim sebelumnya.

Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting. Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran iluminasi.

Pemikiran Filsafat Ibnu Sina

Dibidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan  sesudahnya, dan dia pun dikenal sebagai penyair, sehingga Ilmu – ilmu pengetahuan seperti ilmu jiwa, kedokteran dan kimia, ada yang ditulisnya dalam bentuk syair. Begitu pula didapati buku – buku yang dikarangnya untuk ilmu logika dengan syair.

Ibnu Sina juga dikenal produktif dalam berkarya. Karya – karya Ibnu Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat dan Al-Isyarat wat-Tanbihat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat wat-Tanbihat, dikarangkannya kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari itu, karyanya yang paling masyhur adalah Al-Qanun (di barat terkenal dengan sebutan Canon of Medicine) yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini. Selain itu, masih banyak lagi karangan-karangan lain di bidang filsafat, etika, logika, dan psikologi.

Filsafat Ibnu Sina
Ibnu Sina sangat mengutamakan logika, justru fikiran adalah satu jalan pengetahuan yang diberikan dengan satu aturan tertentu kepada suatu yang tidak diketahui. Jalan fikirannya bertolak dari konsepsi makhluk dan mengembangkan dengan argumentasi ontologia.

Menurut dia, ada tiga macam sesuatu yang ada. Pertama, pentingnya dalam diri sendiri, tidak perlu kepada sebab lain untuk kejadiannya selain dirinya sendiri (yakni Tuhan). Kedua, berkehendak kepada yang lain, yaitu makhluk yang butuh kepada yang menjadikannya. Ketiga, makhluk mungkin, yaitu bisa ada dan bisa tidak ada, dan dia sendiri tidak butuh kepada kejadiannya (benda-benda yang tak berakal seperti pohon-pohon, batu, dan sebagainya).

Secara garis besar Ibnu Sina membagi menjadi dua segi yaitu:
Segi fisika, yang membicarakan tentang macam – macam jiwa (jiwa tumbuhkan, jiwa hewan dan jiwa manusia). Jiwa tumbuh-tumbuhan dengan daya – daya: Makan (nutrition), Tumbuh (growth), Berkembang biak (reproduction).
Jiwa binatang dengan daya-daya: Gerak (locomotion), Menangkap (perception) dengan dua bagian: Menagkap dari luar dengan panca indera dan Menangkap dari dalam dengan indera – indera dalam: 
  • Indera bersama, yang menerima segala apa yang ditangkap oleh panca indera. 
  • Representasi, yang menyimpan segala apa yang diterima oleh indera bersama. 
  • Imajinasi, yang dapat menyusun apa yang disimpan dalam representasi. 
  • Estimasi, yang dapat menangkap hal – hal abstraks yang terlepas dari materi umpamanya keharusan lari bagi kambing dari anjing serigala. 
  • Rekoleksi yang menyimpan hal – hal abstrak yang diterima oleh estimasi. 
Jiwa manusia dengan daya-daya:
  • Praktis, yang hubungannya dengan badan. 
  • Teoritis, yang hubungannya adalah dengan hal-hal abstrak. Daya ini mempunyai tingkatan: 
  1. Akal materil, yang semata – mata mempunyai potensi untuk berfikir dan belum dilatih sedikitpun. 
  2. Intelectual in habits, yang telah mulai dilatih untuk berfikir tentang hal – hal abstrak. 
  3. Akal actuil, yang telah dapat berfikir tentang hal – hal abstrak. 
  4. Akal mustafad yaitu akal yang telah sanggup berfikir tentang hal – hal abstrak dengan tak perlu pada daya upaya.
Segi metafisika, yang membicarakan tentang wujud dan hakikat jiwa, pertalian jiwa dengan badan dan keabadian jiwa.

Bagi Ibnu Sina sifat wujudlah yang terpenting dan yang mempunyai kedudukan diatas segala sifat lain, walaupun essensi sendiri. Essensi, dalam faham Ibnu Sina terdapat dalam akal, sedang wujud terdapat di luar akal. Wujudlah yang membuat tiap essensi yang dalam akal mempunyai kenyataan diluar akal. Tanpa wujud, essensi tidak besar artinya. Oleh sebab itu wujud lebih penting dari essensi.

Kalau dikombinasikan, essensi dan wujud dapat mempunyai kombinasi berikut :
  1. Essensi yang tak dapat mempunyai wujud, dan hal yang serupa ini disebut oleh Ibnu Sina mumtani’ yaitu sesuatu yang mustahil berwujud. Sebagai contoh adanya kosmos lain disamping kosmos yang ada.
  2. Essensi yang boleh mempunyai wujud dan boleh pula tidak mempunyai wujud. Yang serupa ini disebut mumkin yaitu sesuatu yang mungkin berwujud tetapi mungkin pula tidak berwujud. Contohnya adalah alam ini yang pada mulanya tidak ada kemudian ada dan akhirnya akan hancur menjadi tidak ada.
  3. Essensi yang mesti mempunyai wujud. Disini essensi tidak bisa dipisahkan dari wujud. Essensi dan wujud adalah sama dan satu. Di sini essensi tidak dimulai oleh tidak berwujud dan kemudian berwujud, tetapi essensi mesti dan wajib mempunyai wujud selama – lamanya. Yang serupa ini disebut mesti berwujud yaitu Tuhan. Dan wajib al wujud inilah yang mewujudkan mumkin al wujud.
Filsafat Ketuhanan Ibnu Sina 
Ibnu Sina merupakan murid al Farabi, jadi tidak mengherankan apabila banyak pemikiran yang memiliki kesamaan antara pemikiran Ibnu Sina dengan al Farabi. Dalam teori ketuhanan, keduanya membedakan wujud dari esensi dan menetapkan bahwa wujud sesuatu bukan merupakan bagian dari esensinya.

Kita bisa membayangkannya tanpa bias mengetahui ia ada atau tidak. Sebab, wujud merupakan salah satu aksidensia bagi substansi bukan sebagai unsur pengadanya. Prinsip demikian berlaku bagi Yang Maha Esa SWT, yang wujudnya tidak berpisah dari substansinya.

Berdasarkan jalan pikiran semacam ini, al Farabi dan Ibnu Sina menyimpulkan bahwa kita tidak membutuhkan pembuktian yang panjang untuk menetapkan eksistensi Allah. Kita cukup mengetahui zat-Nya sekaligus. Bukti ontologis ini lebih bersifat metafisis dibandingkan fisis.

Hamzah Ya’kub menambahkan bahwa Ibnu Sina menganggap Tuhan adalah sebab yang efficient dari alam. Dengan kata lain, Ibnu Sina memandang hubungan sebab akibat dan betapakah sebab itu, datang pula Tuhan sebagai sebab. Tuhan bertindak dalam alam yang bergerak terus-menerus dalam wujud yang ada, sebagai sebab dirinya sendiri atau dibutuhkan oleh yang lain.

Kesimpulan
  1. Ibnu Sina adalah ilmuan muslim yang mahir di banyak bidang seperti kedokteran, politik, kesenian, dan filsafat. Ia juga seorang yang produktif menelurkan karya. Salah satu karyanya adalah as-Syifa’ yang memuat tentang filsafat.
  2. Jalan fikiran ibnu Sina bertolak dari konsepsi makhluk dan mengembangkan dengan argumentasi ontologia. Secara garis besar, ia membagi sesuatu yang ada atas dua sisi. Yaitu Fisika dan Metafisika. 
  3. Ibnu Sina menganggap Tuhan adalah sebab yang efficient dari alam. Tuhan bertindak dalam alam yang bergerak terus-menerus dalam wujud yang ada, sebagai sebab dirinya sendiri atau dibutuhkan oleh yang lain.
Konsep dan Metode Pendidikan dan Pengajaran Ibnu Sina

Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj, yang berarti jalan terang yang harus ditempuh oleh pendidik bersam anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Selain itu kurikulum juga dipandang sebagai suatu program yang direncakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Selanjutnya dalam pembahasan ini, akan dikemukakan beberapa pandangan Ibnu Sina tentang kurikulum tersebut, yang ia membagi kurikulum tersebut kepada tinggakatan usia, sebagai berikut :

a. Usia 3 sampai 5 Tahun
Menurut Ibnu Sina, diusia ini perlu diberikan mata pelajaran olah raga, budi pekerti, kebersihan, seni suara, dan kesenian. Olahraga sebagai pendidikan jasmani, Ibnu Sina memiliki pandangan yang banyak dipengaruhi oleh pandangan psikologisnya . Menurutnya ketentuan dalam berolahraga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan usia anak didik serta bakat yang dimilikinya. Dengan cara demikian dapat diketahui dengan pasti mana saja di antara anak didik yang perlu diberikan pendidikan olahraga sekedarnya saja, dan mana saja di antara anak didik yang perlu dilatih berolahraga lebih banyak lagi. Ia juga merinci olah raga mana saja yang memerlukan dukungan fisik yang kuat serta keahlian; dan mana pula olahraga yang tergolong ringan, cepat, lambat, memerlukan peralatan dan sebagainya. Menurutnya semua jenis olahraga ini disesuaikan dengan kebutuhan bagi kehidupan si anak.

Pelajaran olahraga atau gerak badan tersebut diarahkan untuk membina kesempurnaan pertumbuhan fisik si anak serta berfungsinya organ tubuh secara optimal. Hal ini penting mengingat jasad/tubuh adalah tempat bagi jiwa yang harus dirawat agar tetap sehat dan kuat. Mata pelajaran olah raga yang menginginkan kesehatan jasmani memang mendapat perhatian dari Ibnu Sina, apalagi jika dihubungkan dengan keahliannnya di bidang ilmu kesehatan/ kedokteran, tentu Ibnu Sina memahami begitu pentingnya pelajaran oleh raga sebagai upaya untuk menjaga kesehatan jasmani.

Pelajaran budi pekerti diarahkan untuk membekali si anak agar memiliki kebiasaan sopan santun dalam pergaulan hidup sehari-hari. Pelajaran budi pekerti ini sangat dibutuhkan dalam rangka membina kepribadian si anak sehingga jiwanya menjadi suci, terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk yang dapat mengakibatkan jiwanya rusak dan sukar diperbaiki kelak di usia dewasa. Dengan demikian, Ibnu Sina memandang pelajaran akhlak sangat penting ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Pendidikan akhlak harus dimulai dari keluarga dengan keteladanan dan pembiasan secara berkelanjutan sehingga terbentuk karakter atau kepribadian yang baik bagi si anak.

Pendidikan kebersihan juga mendapat perhatian Ibnu Sina. Pendidikan ini diarahkan agar si anak memiliki kebiasaan mencintai kebersihan yang juga menjadi salah satu ajaran mulia dalam Islam. Ibnu Sina mengatakan, bahwa pelajaran hidup bersih dimulai dari sejak anak bangun tidur, ketika hendak makan, sampai ketika hendak tidur kembali. Dengan cara demikian, dapat diketahui mana saja anak yang telah dapat menerapkan hidup sehat, dan mana saja anak yang berpenampilan kotor dan kurang sehat.

Pendidikan seni suara dan kesenian diperlukan agar si anak memiliki ketajaman perasaan dalam mencintai serta meningkatkan daya khayalnya. Jiwa seni perlu dimiliki sebagai salah satu upaya untuk memperhalus budi yang pada gilirannya akan melahirkan akhlak yang suka keindahan

b. Usia 6 tahun sampai 14 tahun.
Selanjutnya kurikulum untuk anak usia 6 sampai 14 tahun menurut Ibnu Sina adalah mencakup pelajaran membaca dan menghafal Al-Qur'an, pelajaran agama, pelajaran sya'ir, dan pelajaran olahraga.

Pelajaran al-Qur'an adalah pelajaran pertama dan yang paling utama diberikan kepada anak yang sudah mulai berfungsi rasionalitasnya. Pelajaran membaca dan menghafal al-Qur'an menurut Ibnu Sina berguna di samping untuk mendukung pelaksanaan ibadah yang memerlukan bacaan ayat-ayat al-Qur'an, juga untuk mendukung keberhasilan dalam mempelajari agama Islam seperti pelajaran tafsir al-Qur'an, fiqih, tauhid, akhlak dan pelajaran agama lain-nya yang sumber utamanya adalah al-Qur'an. Selain itu pelajaran membaca dan menghafal al-Qur'an juga mendukung keberhasilan dalam mempelajari bahasa Arab, karena dengan menguasai al-Qur'an berarti ia telah menguasai ribuan kosa kata bahasa Arab atau bahasa al-Qur'an.

Pelajaran keterampilan diperlukan untuk mempersiapkan anak mampu mencari penghidupannya kelak. Dalam pendidikan modern pelajaran ini dikenal dengan vokasional. Setelah kanak-kanak diajar membaca al-Qur'an, menghafal dasar-dasar bahasa, barulah dilihat kepada pekerjaan yang akan dikerjakannya dan ia dibimbing ke arah itu, setelah gurunya tahu bahwa bukan semua pekerjaan yang diinginkannya bisa dibuatnya tetapi adalah yang sesuai dengan tabiatnya. jika ia ingin menjadi jurutulis maka haruslah ia diajar surat menyurat, pidato, diskusi, dan perdebatan dan lain-lain lagi. Begitu juga ia perlu belajar berhitung dan mempelajari tulisan indah. Kalau dikehendaki yang lain maka ia disalurkan ke situ.

Pelajaran sya'ir tetap dibutuhkan di usia ini sebagai lanjutan dari pelajaran seni pada tingkat sebelumnya. Anak perlu menghafal sya'ir-sya'ir yang mengandung nilai-nilai pendidikan akan sangat berguna dalam menuntun perilakunya, di samping petunjuk al-Qur'an dan Sunnah. Pelajaran ini dimulai dengan menceritakan syair-syair yangmenceritakan anak-anak yang glamour, sebab lebih mudah dihafal dan mudah menceritakannya serta bait-baitnya lebih pendek. Kemudian Ibnu Sina menolak ungkapan "seni adalah untuk seni", ia berpendapat bahwa seni dalam syair merupakan sarana pendidikan akhlak.

Pelajaran olah raga harus disesuaikan dengan tingkat usia ini. Dari sekian banyak olahraga, menurut Ibnu Sina yang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum atau rancangan mata pelajaran pada usia ini adalah olahraga adu kekuatan, gulat, meloncat, jalan cepat, memanah, berjalan dengan satu kaki dan mengendarai unta. Tentu semua ini berdasarkan kebutuhan si anak dan disesuaikan dengan tingkat perkembangannya.

c. Usia 14 tahun ke atas
Menurut Ibnu Sina kurikulum pada usia ini tidaklah sama seperti kurikulum pada usia sebelumnya, pada usia ini ia membagi kurikulum tersebut kepada mata pelajaran yang bersifat teoritis dan praktis. Mata pelajaran yang bersifat teoritis antara lain ilmu fisika dan matematika, dan ilmu ketuhanan. Adapun mata pelajaran yang bersifat praktis adalah ilmu akhlak yang mengkaji tentang tentang car-cara pengurusan tingakah laku seseorang, ilmu pengurusan rumah tangga, yaitu ilmu yang mengkaji hubungan antara suami istri, anak-anak, pengaturan keuangan dalam kehidupan rumah tangga, serta ilmu politik yang mengakaji tentang bagaimana hubungan antara rakyat dan pemerintahan, kota dengan kota, bangsa dan bangsa.

Dari beberapa penjelasan tentang kurikulum yang ditawarkan oleh Ibnu Sina,jelaslah bahwa ia sangat menekankan faktor psikologis dalam membagi beberapa pelajaran yang harus diajarkan kepada anak didik, yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan usia anak didik tersebut.

Metode Pendidikan
Dalam proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dan cara dalam menstransfer ilmu pengetahuan (materi pelajaran) kepada peseta didik dianggap lebih signifikan dibandingkan dengan materi itu sendiri. Sebuah unggapan dalam bahasa Arab menyatakan bahwa “ al-Thariqatu Ahammu min al-Maddah ”, jika ungkapan ini diartikan ke dalam bahasa Indonesia, maka maksudnya adalah bahwa metode itu jauh lebih penting dibandingkan sebuah materi. Hal ini mengindikasikan bahwa metode yang digunakan dalam penyampaian pelajaran sangat berperan dalam keberhasilan mencapai tujuan pelajaran tersebut.

Mengenai metode pendidikan, Ibnu Sina juga sangat menaruh perhatiannya kepada metode-metode pendidikan tersebut. Metode yang ditawarkan Ibnu Sina antara lain, metode talqin, demonstrasi, pembiasaan dan teladan,diskusi, mangang, dan penugasan.

Metode talqin digunankan pada pembelajaran baca al-Quran. Dimulai dengan cara memperdengarkan bacaan al-Quran keapda anak didik, sebagian-sebagian, setelah anak didik disuruh untuk mengikutinya dan melakukan hal tersebut secara terus-menerus hingga ia hafal. Metode demonstrasi yang dimaksud adalah metode yang digunakan dalam pengajaran menulis, dimana seorang guru memberikan contoh cara menulis sebuah huruf, yang kemudian diikuti oleh para muridnya. Mengenai metode pembiasaan dan teladan, Ibnu Sina mengatakan bahwa pembiasaan adalah termasuk salah satu metode pengajaran yang sangat efektif, khususnya dalam pengajaran akhlak. Mengenai metode diskusi ini dapat digunakan dalam pengajaran ilmu yang bersifat rasional dan teoritis. Selanjutnya Metode mangang yang dimaksud adalah metode yang dapat digunakan dalam pengajaran ilmu kedokteran, dimana setelah para peserta didik diajarkan tentang berbagai teori di dalam kelas,maka para pesert didik tersebut juga dituntut untuk melakukan mangang,yaitu mempraktekan semua ilmu yang telah diketahui di rumah sakit maupu di balai kesehatan. Mengenai metode penugasan yang dimaksud adalah guru memberikan penyajian pembelajaran dengan memberikan tugas tertentu sehingga para peserta didika melakukan kegiatan belajar.

Dari beberapa metode tersebut jelaslah bahwa penggunaan metode sangat diperlukan dalam sebuah pembelajaran,terlebih metode yang digunakan haruslah cocok dengan materi yang diajarkan, sehingga para peserta didik menjadi lebih mudah dan menyenangkan dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut.

Konsep Guru
Guru merupakan juru kunci kesukesan dalam sebuah pembelajaran, sehingga Ibnu Sina juga menaruh perhatiannya kepada kriteria yang harus dimilki oleh guru. Mengenai hal ini ia menjelaskan bahwa guru yang baik adalah guru yang berakal cerdas, beragama, mengetahui cara mendidik akhlak, cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang, jauh dari berolok-olok dan main-main dihadapan murid-muridnya,tidak bermuka masam,sopan santun,bersih dan suci murni. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa seorang guru sebaiknya dari kaum pria yang terhormat dan menonjol budi pekertinya,cerdas,teliti,sabar,telaten dalam membimbing anak, adil, hemat dalam penggunaan waktu, geamr bergaul dengan anak-anak,tidak sombong dan berpenampilan rapi. Selain itu guru juga harus mendahulukan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan dirinya sendiri, menjauhi sifat-sifat raja dan orang-orang yang berakhlak tercela, mengetahui etika dalam majlis ilmu, sopan dan santun dalam berdebat, berdiskusi dan bergaul.

Penjelasan ini menerangkan bahwa Ibnu Sina sangat menekankan bahwa guru merupakan sosok yang baik dan memiliki kepribadian yang baik pula .Disamping itu, guru juga dituntut untuk memiliki berbagai macam kemampuan mengajar yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru, sebagaimana kemampuan tersebut yang telah dijelaskan diatas, hal ini juga mengindikasikan bahwa seorang guru seharusnya tidak hanya menjadi guru bagi para muridnya, tetapi juga menjadi guru bagi kehidupan orang lain sepanjang hidupnya.

Hukuman dalam Pendidikan
Ibnu Sina selain memberikan garis-garis besar tentang prinsip-prinsip pendidikan akhlak, sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, ia juga mempunyai konsep tentang hukuman dalam pendidikan. Mengenai hal ini ia menyebutkan bahwa suatu kewajiban pertama bagi seorang guru adalah mendidikanka dengan sopan santun, membiasakannya dengan perbuatan yang terpuji, sebelum kebiasaan jelek mempengaruhinya.

Jika terpaksa harus mendidik dengan memberikan hukuman kepada peserta didik, sebaiknya diberi peringatan dan ancaman lebih dahulu, jangan menindak anak dengan kekerasan, tetapi dengan kehalusan hati,lalu diberi motivasi dan persuasi dan kadang-kadang dengan raut muka yang kusam, atau dengan cara yang lain agar ia kembali kepada perbuatan baik.

Wafatnya Ibnu Sina

Ibnu Sina sina terserang penyakit Colic, dan karena keinginannya yang kuat untuk sembuh, sehingga dikisahkan bahwa pada saat itu Ibnu Sina pernah minta obat sampai delapan kali dalam sehari. Namun sekalipun kondisinya yang memburuk karena penyakit yang ia derita, ia masih saja tetap aktif menhadiri sidang-sidang majelis ilmu di Ishfaha. Kemudian ketika al-Daulah bermaksdu akan pergi ke Hamadan, Ibnu Sina memaksakan ikut dalam rombongan tersebut. Ditengah perjalanan ia kembali diserang penyakit, dan dalam keadaan yang demikian itu ia berkata, segala tenaga pengatur kekuatan tubuhku sudah lumpuh sama sekali, dan segala pengobatan sudah tidak berguna lagi[Taysir Syaikh al-Arld, h. 21]
Karena hal tersebut ia pun kemudian mandi dan bertobat kepada Allah, menyedekahkan segala kekayaannya kepada kaum fakir, memaafkan setiap orang yang pernah menyakitinya, membebaskan para budaknya, membaca al-Quran sehingga khatam tiga hari sekali, sampi ia menghembuskan nafasnya yanag terakhir. Sehingga Ibnu Sina pun wafat pada hari Jum’at bulan Ramadhan apda tahun 428 H, bertepatan dengan tahun 1037 M, dan dimakamkan di Hamadan [Abd al-Salam kafany, Kitab al-Zahaby li al-Mahrajah al-Alay li al-Dzikr Ibn Sina, ( Mesir : t.p.,1952), h. 162. ]